Rapat Koordinasi Wisuda Tahfidz 2025 MTsN 1 Bandar Lampung

Pagi itu, Senin, 5 Mei 2025, langit tampak mendung tipis saat para panitia Wisuda Tahfidz MTsN 1 Bandar Lampung mulai berdatangan. Udara masih segar dan sedikit lembap setelah hujan semalam, menyisakan aroma tanah basah yang akrab—membangkitkan semangat baru di awal pekan. Langkah-langkah kaki terdengar bersahutan di lorong madrasah, menuju ruang rapat yang semula dijadwalkan di ruang samping kepala sekolah, namun kemudian dipindah ke perpustakaan lama.

Begitu memasuki ruangan, kehangatan mulai terasa. Suara kursi yang digeser, percakapan hangat antar panitia, dan aroma khas lemari kayu perpustakaan yang usang menambah suasana akrab dan penuh kekeluargaan. Di antara keramaian, suara lantang Ustadz Mustafid membuka rapat dengan salam dan pengantar singkat, mengundang perhatian dan keseriusan dari setiap peserta.

Layar proyektor menyala redup, menampilkan progres persiapan wisuda. Mata peserta tertuju penuh pada pemaparan, sementara telinga mereka menangkap setiap rincian: mulai dari daftar hafidz terbaik, penyusunan tempat duduk, hingga rancangan susunan acara. Sesekali terdengar suara ketikan laptop dan gesekan pena di atas kertas catatan.

Namun suasana rapat sempat berubah hening ketika kabar duka menyelinap lewat pesan singkat: ayah dari salah satu siswa kelas 9A, Adis Syareta, berpulang ke rahmatullah. Raut wajah para peserta berubah muram, dan lantunan doa pun mengalun lirih, penuh harap dan haru—menjadi jeda spiritual yang membungkus rapat dengan makna lebih dalam.

Menjelang akhir, secangkir teh hangat dan kudapan sederhana dibagikan. Kehangatan dari cangkir itu seolah mengalir sampai ke hati—simbol persaudaraan dan kebersamaan dalam tugas mulia memuliakan para penghafal Al-Qur'an. Hari itu, bukan hanya progres yang dicatat, tetapi juga semangat, empati, dan harapan besar yang kembali disatukan.


Apakah Anda ingin narasi ini disesuaikan untuk publikasi resmi, buletin sekolah, atau dokumentasi internal?

Komentar