Sabtu ini, 14 Mei 2025, saya kembali merasa bersyukur diberi kesempatan menyaksikan langsung semangat perubahan di madrasah yang saya pimpin. Menjelang pukul 13.00 WIB, langit di atas MTsN 1 Bandar Lampung berubah kelabu. Tak lama, hujan deras turun mengguyur halaman madrasah. Suara derasnya air hujan menghantam atap aula, menyatu dengan aroma tanah basah yang menyelinap dari balik jendela. Suasana terasa sejuk, menenangkan, seolah menyambut hadirnya pembaruan dalam dunia pembelajaran kami.
Hari ini, dewan guru mengikuti Sosialisasi Penggunaan Media Pembelajaran Digital melalui Interaktif Touchboard bersama narasumber dari Ray Touch, Bapak Rezi Oktoweni, SE. Kegiatan dipandu dengan apik oleh Bapak Daris Budiana. Meski cuaca tidak bersahabat, aula tetap terisi penuh dengan semangat guru-guru kami yang ingin beradaptasi dengan teknologi terkini.
Dalam sambutannya, Bapak Tugiyo selaku Waka Sarana menyampaikan bahwa lima unit perangkat Ray Touch telah dipasang di beberapa ruang kelas, dan setiap kelas yang dilengkapi perangkat tersebut nantinya juga akan dibekali dengan laptop pendukung. Selain itu, proses revitalisasi aula pun sedang berjalan, menjadi penanda bahwa madrasah ini terus berbenah ke arah yang lebih baik.
Saat sesi praktik dimulai, suasana menjadi lebih hidup. Narasumber memberi kesempatan kepada para guru untuk mencoba langsung fitur-fitur pada touchboard. Ibu Laksmi menjadi yang pertama mencoba, dengan antusias menggunakan fitur pen dan brush—garis warna-warni meluncur indah di layar sentuh. Tak mau kalah, Bapak Winarno langsung membuka laman blog pribadinya, bulletinbijak.blogspot.com dan kompasiana.com/mr10646, menunjukkan bagaimana touchboard dapat digunakan untuk mengakses dan menampilkan konten literasi digital.
Bapak Muhaimin turut serta dengan membuka kanal YouTube-nya, @amalislami, memperlihatkan bagaimana media digital ini bisa dimanfaatkan untuk menayangkan video edukatif dalam proses belajar. Sementara itu, Ibu Sri Hidayati menulis nama “Winarno” menggunakan huruf Arab dengan gerakan yang luwes, dan Ibu Septi menuliskan lafaz “Assalamu’alaikum” dengan khidmat—menyentuh sisi religius dari penggunaan perangkat ini.
Ibu Dwi Romdona juga mencoba, namun memilih fitur yang seringkali tak kalah penting: fitur penghapus. Dengan gerakan sederhana, ia menghapus sebagian teks yang telah ditulis sebelumnya. Aksi ini disambut gelak tawa ringan dari peserta lain, membuktikan bahwa belajar bisa tetap menyenangkan walau dibalut teknologi.
Melihat itu semua, saya merasakan semangat yang luar biasa. Bukan hanya karena perangkat canggih yang kami miliki, tapi karena komitmen guru-guru kami untuk terus belajar dan berubah. Saya percaya, transformasi digital di MTsN 1 Bandar Lampung bukanlah mimpi belaka—hari ini kami menyentuhnya dengan jemari kami sendiri.
Semoga ini menjadi titik awal dari lompatan besar madrasah kami menuju pembelajaran digital yang kreatif, kolaboratif, dan berakar pada nilai-nilai keislaman.
Silakan mengisi daftar hadir: https://forms.gle/TapBMMvz9zpoireL9
Komentar
Posting Komentar